Kamis, 01 Maret 2012

Review Novel : Dimsum Terakhir


Sebelum me-review panjang lebar, ada barisan puisi..ah tidak..bukan puisi..lebih tepatnya kalimat bijak diselipkan Clara Ng kutipan dari Tabula Rasa – Ratih Kumala, Grasindo, 2004 di awal halaman novel ini.







  
Kita disebut perawan sebab kau rawan dan harus berhati-hati
Maka, saat kau beranjak dewasa dan tamumu mulai datang,
Ibumu lalu girang karena “tamu” telah mengetuk pintu putrinya.
Darah merah melambangkan kesuburan lalu tamumu datang setiap bulannya.
Per 28 hari, lima sampai tujuh hari, apa yang terjadi?
Seperti ayam, telurmu tumbuh dalam tubuh
Ibumu bahagia, bersyukur dan berdoa . Lalu pesannya,
“Jagalah bungamu, jangan kau buahi telurmu,
Agar kau suci selalu hingga menjadi persembahan paling berarti buat calon suami.”
Pagar ayu-pagar ayu..sesuatu yang rawan
Sebab kau seorang perawan.
Sesuatu yang harus dijaga sebab sakral adalah capnya.
Lalu, kau menyumpahi dirimu karena kau wanita.
Tapi kemudian dirimu matang seperti telurmu
Yang siap panggang.
Kau siap menjadi pembawa generasi bagi manusia,
Dan surga ada di telapak kakimu

Status : baru selesai dibaca,makanya saya langsung kebelet membuat review-nya biar fresh…..hehehehehe  :p
4 saudara kembar, semuanya perempuan, dengan karakter yang berbeda-beda (menurut salah satu komentar pembaca di goodreads,lamaran sifat berdasarkan tanggal lahir  di berbagai macam penanggalan2 tidak berlaku, karena buktinya ada di keempat kembar ini yang memiliki sifat yang tidak sama).  Berasal dari darah Tionghoa, hidup dengan tradisi-tradisi Tionghoa, pada saat dimana lmlek belum menjadi hari raya nasional, keempat saudara kembar ini bangun pagi2, ramai-ramai membantu sang Ibu yang telah tiada membuat dimsum. Dimsum Imlek ini, dimakan pagi2 sebelum ke sekolah.
Siska, si sulung, bertipe pemimpin, paling cerdas dan judess minta ampun, klo bicara atau menyindir atau memohon sesuatu langsung menjurus ke pokok persoalan,tidak pake basa-basi, pengusaha yang memiliki basis di Singapura.
Indah, kembar kedua, wartawan,yang paling tidak akur dengan Siska, postur tubuhnya lebih pendek daripada yang lain, klo bicara terkadang gagap. Jatuh cinta dengan seorang Pastor (eiitss…fatal ney). Tinggal di Jakarta.
Yang ketiga, Rosi..petani mawar, sesuai namanya. Paling beda dari ketiga saudarinya yang lain, potongan rambut cepak kayak cowok, malas pakai rok dari kecil. Berusaha untuk menutupi keadaan dan jati diri yang sebenarnya,yang merasa bahwa rohnya berada dalam tubuh yang salah. Tinggal di Bogor. Jatuh cinta pada seorang perempuan.
Novera, kembar bungsu, lembut, penyabar, satu-satunya penganut agama Katolik di keluarga pasangan Anas dan Nung yang memiliki darah murni Tionghoa, fisiknya lemah. Tinggal di Jogja, bekerja sebagai seorang guru.
Berkumpul kembali karena Nung sakit keras, memaksa ketiga kembar  kecuali Indah harus kembali ke Jakarta, berkumpul kembali di rumah. Nung meminta mereka untuk menikah sebelum meninggal.
Sanggupkah  mereka berempat memenuhi permintaan Nung? Mampukah Siska dengan karakter judesnya mampu merangkul adik-adiknya yang kesemuanya memiliki sifat berbeda, menjadi anak sulung yang baik, dan mencari seorang pria untuk dijadikan suami? Mampukah Indah memenuhi permintaan ayahnya, sedangkan ayah dari bayi yang ada dalam rahim adalah seorang biarawan yang sudah bersumpah setia di hadapan Tuhan untuk hidup selibat, mencurahkan cintanya hanya kepada Tuhan semata?  Bagaimana dengan Rosi, ayahnya meminta agar mereka berempat menikah dengan laki-laki, sedangkan dia sendiri merasa dirinya adalah lelaki dan jatuh cinta pada seorang perempuan, berusaha untuk menutupi diri yang sebenar-benarnya? Apakah Novera mampu mendapatkan jodoh setelah kanker rahim yang dideritanya membuat rahim harus diangkat dan menjadikannya sebagai wanita yang tidak sempurna (pandangan orang umumnya, wanita yang sempurna bila punya rahim, yang mampu menghasilkan anak).

4 wanita kembar..dengan karakter yang berbeda..berada dalam 1 rumah demi merawat ayah yang sedang sakit keras. Membayangkan klo saya punya saudara kembar 3..wah..pasti rumah ramai.Banyak pertengkaran,..tapi juga pasti bisa saling memahami karna adanya ikatan yang kuat antara satu sama lain. Saya suka dengan gaya bahasa Clara Ng , seperti pada novel-novel sebelumnya (mis. Sekuel Indiana), ada beberapa adegan cerita membuat terbahak2, dan juga ada yang membuat saya terharu setengah mati(lebay dehhh..). Secara umum,saya ancungi 2 jempol dan saya rekomendasikan untuk dibaca. Novel yang saya baca sekarang termasuk cetakan ketiga, kesimpulan saya pasti waktu awal diterbitkan dulu, novel ini cukup laris manis di kalangan pembaca lainnya. Ada sepenggal kalimat yang sangat saya suka di novel ini :
“Kamu ciptaan yang paling tepat, sesuai dengan apa yang Dia harapkan, apa yang Dia inginkan. Ini berlaku bagi semua orang, semua tumbuhan, semua makhluk, planet, bintang, gunung, pasir, virus, air mata, senyuman, banci, homo, lesbian, yatim piatu, pendoa, pendosa, orang miskin, kelaparan .. “.

Tentu saja…karena segala sesuatu yang Dia ciptakan, baik adanya.

3 komentar:

bayanjeka mengatakan...

aku follow clara ng di twitter....tp aku belum tau banyak tentang dia...tengkyu ermilinda :)

Ermilinda mengatakan...

sy juga belum tau banyak tentang dia..tapi setiap kali saya tweet..dia selalu membalas..makasih @bayanjeka,..dan trims juga buat mbak Clara Ng

Monica Agustami mengatakan...

waaaah, ini novel yg dari kemaren aku pengen beli. Teratarik krn ringkasannya. Dan reviewmu sukses membuatku semakin ingin membeli >.<

Posting Komentar